Sejarah Gedung Sate


✔ Sejarah Gedung Sate

Gedung Sate adalah kebanggaan masyarakat Jawa Barat. Bangunan ini merupakan aset sejarah yang dikenal tidak hanya dalam skala nasional, tetapi juga internasional. Lebih dari 90 tahun umurnya saat ini, Gedung Sate masih kokoh berdiri dan menjadi saksi perjalanan pemerintahan Jawa Barat menuju tercapainya masyarakat yang gemah ripah repeh rapih kerta raharja. Semula, gedung indah ini disebut Gedung Hebe, yang diserap dari singkatan GB atau Gouvernements Bedrijven. Namun sejak 1960-an, masyarakat Bandung dan sekitarnya memberi nama Gedung Sate. Sebutan ini terus dipakai hingga sekarang. Alasannya, tak lain karena di puncak menara gedung terdapat tusuk sate dengan enam ornamen berbentuk jambu air. Konon, keenam ornamen tersebut melambangkan modal awal pembangunan pusat pemerintahan sebesar enam juta gulden. Tusuk sate yang tertancap di puncak bangunan ini semakin menguatkan ciri khasnya.
Sejarah Gedung Sate
Setelah sekian lama menjadi pusat kegiatan Jawatan Pekerjaan Umum, pada 1982 Gedung Sate beralih fungsi menjadi pusat pemerintahan Jawa Barat. Semenjak itu pula Gedung Sate memiliki sebutan baru, yakni kantor gubernur. Ruang kerja Gubernur dan wakilnya terletak di lantai dua. Ruangan ini dibangun pada tahun 1989 dan hingga kini lebih dikenal dengan sebutan Gedung Baru.

Gedung Sate berbentuk bangunan persegi panjang, membentang dari selatan ke utara, dan bersumbu lurus ke tengah-tengah Gunung Tangkubanparahu. Sayap timur Gedung Sate ditempati Kantor Pusat Pos dan Giro yang pada tempo dulu disebut PTT. Sedangkan bangunan tambahan pada sayap barat, merupakan Gedung DPRD Propinsi Jawa Barat yang baru dibangun sejak tahun 1977. Di bagian timur dan barat Gedung Sate terdapat dua ruangan besar yang mengingatkan pada ruang dansa (ballroom) yang sering terdapat pada bangunan Eropa. Kedua ruangan ini diperindah dengan dua lampu gantung. Tidak diketahui jelas, kedua ruangan besar ini digunakan untuk kegiatan apa pada masa kolonial Belanda. Namun, sejak menjadi pusat pemerintahan Propinsi Jawa Barat, keduanya dikenal dengan sebutan aula barat dan aula timur. Tempat ini sering digunakan untuk berbagai kegiatan atau acara resmi. Di sekeliling kedua aula ini terdapat ruangan-ruangan yang ditempati beberapa biro beserta stafnya.

Di lantai paling atas Gedung Sate terdapat menara yang tidak dapat dilihat langsung dari bawah. Untuk menuju bangunan teratas di gedung ini dapat menaiki tangga kayu atau menggunakan lift. Terdapat enam tangga yang harus dinaiki. Setiap tangga memiliki 10 anak tangga. Sementara lift baru dibangun pada tahun 1998. Di puncak menara gedung, pengunjung dapat melihat suasana apik tempat dipamerkannya hasil-hasil pembangunan di Jawa Barat. Menara ini dilengkapi dengan teras kopi. Ruangan ini dirancang sedemikian rupa seperti layaknya kafe-kafe terkenal di Kota Paris. Dari sini pengunjung dapat merasakan udara Kota Bandung dengan pemandangan Lapangan Gasibu dan Monumen Perjuangan Jawa Barat yang bersumbu lurus dengan Gunung Tangkubanparahu, serta pemandangan sekitar Kota Bandung.

Alamat :
Jalan Diponegoro No. 22 Kelurahan Cihaurgeulis
Kecamatan Coblong, Kota Bandung
Tahun dibangun 1920
Arsitek : Ir. J. Berger
Pengelola Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Source : http://info.pikiran-rakyat.com/data/pemprov/gedung-sate
PLAY PUISI
small rss seocips Tolong Jaga Dia
Widget by Dewi Stevany